Perubahan Itu Adalah Rencana


Perubahan Itu Adalah Rencana

Pada tahapan tertentu dalam hidup, kadang-kadang ada fase di mana diri kita menjadi sangat asing, apakah dilihat dari sudut pandang diri kita sendiri, keluarga, teman-teman atau mungkin lingkungan sekitar. semuanya adalah karena pergerakan yang menimbulkan perubahan. orang yang proaktif dan fleksibel cenderung akan berubah, perubahan ini bisa saja menuju perubahan positif atau malah sebaliknya, perubahan negatif, tergantung kecenderungan orang tersebut.


Berbicara tentang perubahan memang menarik, tapi yang paling penting adalah mengetahui dengan baik apa perubahan itu. bagaimana memulai sebuah perubahan dan apa yang harus dilakukan jika perubahan itu terjadi. berbicara tentang perubahan adalah berbicara tentang konsep dan perencanaan, secara lebih spesifik lagi hal mendasar yang harus kita tahu adalah seperti apa diri kita.


dari ke empat karakteristik manusia, yang mana yang paling dominan dengan diri kita, kolerik kah, melankolik kah, plegmatis atau bahkan sanguis. atau barangkali ada yang perpaduan diatara semua itu. ini penting karena semuanya terkait dengan perencanaan yang dibuat untuk menjemput perubahan itu sendiri.


menuju perubahan positif sama artinya dengan mengubah pola hidup, artinya memunculkan kebiasaan-kebiasaan baru sesuai dengan perubahan seperti apa yang kita harapkan. jangan berharap diri kita akan menjadi seorang pemimpin yang berkualitas bila kita tidak melakukan kebiasaan seorang pemimpin berkualitas. untuk menjadi seorang dokter yang ahli tentu saja harus melakukan semua kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh para dokter.


pada saat kita membuat perencanaan tentang hidup kita, tentang masa depan kita, pada saat itu sudah ada gambaran tentang bagaimana kira-kira kualitas hidup kita pada saat itu. apabila sudah dirancang secara detil, kita tinggal menyusun langkah-langkah apa yang harus dijadikan sebagai kebiasaan baru hingga keinginan kita benar-enar terwujud.


sebuah pertanyaan kecil yang menggelitik namun menjebak. sudahkah kita punya impian? untuk lima tahun ke depan, sepuluh tahun ke depan, dua puluh tahun ke depan? apa yang menjadi prioritas dalam hidup kita? sudah adakah? atau pernahkah kita bertanya pada diri kita sendiri?


95 % orang di dunia tidak punya impian dalam hidupnya, kenyataan yang tragis dan memilukan, kondisi ini ini membuat kita seharusnya tidak perlu bertanya mengapa masih banyak kemiskinan, mengapa masih banyak pengangguran, mengapa masih banyak kebodohan dan pembodohan. jawabannya hanya satu; mereka takut bermimpi.


hal lainnya yang perlu kita ketahui adalah segala sesuatunya tidak terjadi dengan tiba-tiba, tidak serta merta. ketika anda memutuskan untuk menikah, itu tidak terjadi begitu saja, ada tahapan yang anda harus lalui hingga prosesi ijab kabul. ketika anda punya anak, itu juga tidak terjadi dengan kecelakaan. semuanya ada tahap perencanaan. tetapi mengapa banyak sekali orang lupa membuat perencanaan tentang kehidupan pribadinya, secara personal yang tidak terhubung dengan orang lain. jangan pula bertanya mengapa setelah menikah tiba-tiba ruang gerak jadi terbatas, atau menjadi warga kelas dua dalam rumah tangga.


Ada sebuah kutipan yang menarik "orang yang menunggu pasti akan mendapatkan sesuatu, tapi hanyalah sisa dari orang yang mengejar".

semua keputusan ada di tangan kita, mau menjadi orang yang menunggu atau menjadi orang yang mengejar. Dua hal yang sama barangkali memang akan didapatkan oleh dua orang dengan katagori berbeda tadi, tetapi yang kedua akan mendapatkan value yang berbeda. Di sanalah letak kenikmatannya. Hidup akan terasa sangat bermakna dan penuh tantangan yang menggairahkan. Darisanalah kebahagiaan bermuasal. Ketika apa yang kita inginkan terwujud dengan kerja keras dan perencanaan yang baik.


so...bagaimana dengan anda????


~Selesai~


{sumber : Asalasah}