1. Melawan Pemberi Rezeki
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah Ini (Ka’bah).Yang Telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan (QS. Quraisy:3-4) Ayat ini memerintahkan untuk memurnikan ibadah hanya kepada Rabb penguasa Ka’bah sehingga Allah akan memberikan dua rezeki sekaligus, yaitu dicukupkan kebutuhan dunianya dan diberi keamanan diakhirat.
Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah Ini (Ka’bah).Yang Telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan (QS. Quraisy:3-4) Ayat ini memerintahkan untuk memurnikan ibadah hanya kepada Rabb penguasa Ka’bah sehingga Allah akan memberikan dua rezeki sekaligus, yaitu dicukupkan kebutuhan dunianya dan diberi keamanan diakhirat.
2. Dosa
Rasulullah bersabda: Sesungguhnya hamba ditahan rezekinya karena dosa yang
dilakukan (HR. An Nasai dan Ibnu Majah)
Rasulullah bersabda: Malaikat Jibril membisikkan di dalam hatiku, bahwa
suatu jiwa tidak akan mati hingga telah sempurna rezekinya. Karena itu,
bertakwalah kepada Allah dan carilah rezeki dengan cara yang baik dan
hendaklah tertundanya rezeki tidak mendorong kalian untuk mencarinya dengan
kemaksiatan kepada Allah, karena sesungguhnya keridhaan di sisi Allah tidak
akan bisa diraih kecuali dengan ketaatan kepada-Nya (HR Abu Nu’aim,
al-Baihaqi dan al-Bazar dari Ibn Mas’ud).
3. Mengingkari Nikmat
Allah Subhanahuwata’ala berfirman: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrahim: 7-8).
Dan Allah Telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya
aman lagi tenteram, rezkinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap
tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; Karena itu Allah
merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang
selalu mereka perbuat (QS. AN Nahl: 112)
4. Menyandarkan nikmat kepada pemberi yang sesungguhnya.
Sebagaimana Qarun berkata: “Sesungguhnya Aku Hanya diberi harta itu, Karena
ilmu yang ada padaku”. dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh
Telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih Kuat daripadanya, dan lebih
banyak mengumpulkan harta? dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang
berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka (QS. Al Qhashash: 78). Tidak benar
manusia mengatakan aku mendapat rezeki karena ilmu, keahlian, pekerjaan dll
yang aku miliki karena semua adalah karunia Allah Ta’ala.
5. Banyak bersumpah dalam jual beli
Abu Hurairah meriwayatkan dari Rasulullah bahwasanya belaiu bersabda: Sumpah
itu dapat melariskan dagangan tetapi juga menjadi penghilang berkah (HR.
Al-Bukhari & Muslim).
Abdullah bin Abi Aufa Radhiyallahu ‘anhu berkata ada seseorang yang menawarkan
suatu barang di pasar, lalu dia bersumpah atas nama Allah bahwa dia telah
memberikan harga yang paling rendah yang belum pernah diberikan, agar ada
seorang muslim yang terjebak, lalu turunlah ayat.
“Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan
sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat
bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berbicara pada mereka dan
tidak (pula) akan melihat kepada mereka pada hari Kiamat dan tidak (pula) akan
menyucikan mereka. Bagi mereka Adzab yang pedih” [Ali-Imran : 77] (HR.
Al-Bukhari)
Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dia bercerita, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam telah bersabda.
“Artinya : Tiga golongan yang tidak akan diajak bicara oleh Allah, tidak juga
dilihat dan di sucikanNya, dan bagi mereka adzab yang sangat pedih ; Seseorang
yang mempunyai kelebihan air di sebuah jalanan, dimana dia menghalangi para
pejalan dari air tersebut, lalu seseorang membai’at seseorang –dalam sebuah
riwayat : seorang imam- yang dia tidak membai’atnya melainkan untuk kepentingan
dunia, yang jika orang dibai’atnya itu memberi apa yang dia inginkan, maka dia
akan mentaatinya dan jika tidak maka dia tidak mentaatinya, serta seseorang
yang menawar barang dagangan orang lain setelah Ashar, lalu dia (penjual)
bersumpah dengan menggunakan nama Allah bahwa dia benar-benar telah memperoleh
barang tersebut sekian dan sekian, lalu diambillah oleh orang itu” (HR. Ahmad
II/253)
6. Mengotori diri dengan harta riba
Allah Subhanahuwat’ala berfirman yang artinya :Orang-orang yang makan
(mengambil) ribatidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang
demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual
beli itu sama dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari
Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang
Telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada
Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya - Allah memusnahkan
riba dan menyuburkan sedekah dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap
dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.
Yang dimaksud dengan memusnahkan
riba ialah memusnahkan harta itu atau meniadakan berkahnya. dan yang dimaksud
dengan menyuburkan sedekah ialah memperkembangkan harta yang Telah dikeluarkan
sedekahnya atau melipat gandakan berkahnya.
Ibnu Mas’ud berkata: Pemakan riba, yang memberikan harta riba, penulisnya, dan
saksinya dilaknat oleh Muhammad Shalallahu’alaihi wasalam.
7. Curang dalam usaha
Abu Hurairah berkata bahwasanya Rasulullah Shalallahu’alaihi wasalam suatu saat
melewati seonggok makanan yang dijual di pasar. Lalu Rasulullah memasukkan
tangannya ke dalam onggokan makanan itu hingga jari beliau menyentuh makanan
yang basah. Rasulullah bertanya, “Apa ini wahai penjual makanan?” Penjual
makanan menjawab, “Itu kena hujan wahai Rasulullah!” Rasulullah bersabda:
“Mengapa tidak kamu letakkan yang basah itu di atas supaya dapat dilihat
orang-orang? Barang siapa berbuat curang maka ia bukan golongan kami “(HR
Muslim).
8. Bakhil
Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan
kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka.
Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. harta yang mereka bakhilkan
itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. dan kepunyaan Allah-lah
segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. dan Allah mengetahui apa yang
kamu kerjakan (QS. Ali Imran: 180).
9. Bekerja sampai melalaikan kewajiban
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari
mengingat Allah. barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah
orang-orang yang merugi (QS. Al Munafikun: 9)
10. Melalaikan dzikir
Dan barangsiapa berpaling dari mengingatKu, Maka Sesungguhnya baginya
penghidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam
keadaan buta”.(QS. Thaha: 124
Ad Dhahak berkata: Yang dimaksud
penghidupan yang sempit adalah penghidupan yang dipenuhi amal buruk serta
rezeki yang buruk pula.
Comments